Agni (Dewa api)
Dalam ajaran agama Hindu, Agni adalah dewa yang bergelar
sebagai pemimpin upacara, dewa api, dan duta para
Dewa. Kata Agni itu sendiri berasal dari bahasa Sanskerta (अग्नि) yang berarti 'api'. Konon Dewa
Agni adalah
putra Dewa Dyaus dan Pertiwi.
Aswin kembar (Dewa pengobatan, putera Dewa Surya)
Dalam ajaran agama Hindu, Aswin (Sanskerta: अश्विन, Latin: aśvin, dibaca: As-win)
adalah Dewa kembar yang
bergelar sebagai 'dokter para Dewa'. Mereka merupakan putera
Dewa Surya danDewi Saranya.
Mereka dewa yang sering disebut sebagai dewanya pengobatan
dalam Ayurweda. Mereka adalah dua bersaudara yang
ramah, suka menolong. Mereka dilukiskan sebagai penunggang
kuda yang membawa kemakmuran pada manusia serta
menyembuhkan segala penyakit dan kemalangan.
Mereka disamakan dengan si kembar Castor dan Pollux dalam
Mitologi Yunani.
Mereka juga Dewa yang disebut-sebut dalam Rg-Weda, dengan 57
syair di dalamnya yang memuji-muji mereka.
Mereka juga disebut Nāsatya (na+asatya, artinya "bukan
kebohongan" atau sama dengan "kebenaran").
Brahma (Dewa pencipta, Dewa pengetahuan, dan kebijaksanaan)
Menurut ajaran agama Hindu, Brahma (Dewanagari: ब्रह्मा; IAST: Brahmā) adalah Dewa
pencipta. Dalam filsafat
Adwaita, ia dipandang sebagai salah satu manifestasi dari
Brahman (sebutan Tuhan dalam konsep Hinduisme)
yang bergelar sebagai Dewa pencipta. Dewa Brahma sering
disebut-sebut dalam kitab Upanishad dan Bhagawadgita
Candhra (Dewa bulan)
Dalam agama Hindu, Candra adalah dewa bulan, sekaligus
seorang Graha. Candra juga disamakan dengan Soma,
dewa bulan dalam Weda-Weda. Kata Soma merujuk kepada minuman
manis dari tanaman, sehingga Candra menjadi
penguasa tanaman dan tumbuhan. Candra digambarkan sebagai
dewa yang berparas muda dan tampan, berlengan dua
dan memegang gada dan teratai. Konon setiap malam ia
mengendarai keretanya untuk melintasi langit. Keretanya
ditarik oleh sepuluh kuda putih, atau kadangkala ditarik
antilop. Meski antilop adalah hewan yang biasa
dilukiskan bersamanya dalam simbol-simbol, kelinci juga
dikeramatkan olehnya dan seluruh kelinci berada
dalam perlindungannya. Candra dikaitkan dengan embun, dan ia
juga salah satu dewa kesuburan. Candra sebagai
Soma, mengetuai Somawara atau hari Senin.
Candra merupakan ayah Budha. Ia merupakan suami bagi Rohini,
Anurada dan Bharani, yang merupakan 27 Naksatra
(rasi bintang), puteri-puteriDaksa.
Durgha (Dewi pelebur, istri Dewa Siva)
Menurut kepercayaan umat Hindu, Durga (Dewanagari: दुर्गा) adalah istri Siwa. Dalam
agama Hindu, Dewi Durga (atau
Betari Durga) adalah ibu dari Dewa Ganesa dan Dewa Kumara
(Kartikeya). Ia kadangkala disebut Uma atau
Parwati. Dewi Durga biasanya digambarkan sebagai seorang
wanita cantik berkulit kuning yang mengendarai
seekor harimau. Ia memiliki banyak tangan dan memegang
banyak tangan dengan posisi mudra, gerak tangan yang
sakral yang biasanya dilakukan oleh para pendeta Hindu.
Di Nusantara, Dewi ini cukup dikenal pula. Candi Prambanan
di Jawa Tengah, misalkan juga dipersembahkan
kepada Dewi ini.
Ganesha (Dewa pengetahuan, Dewa kebijaksanaan, putera Dewa Siva)
Ganesa (Sanskerta गणेश
; ganeṣa Tentang suara ini dengarkan (bantuan·info)) adalah salah satu dewa
terkenal
dalam agama Hindu dan banyak dipuja oleh umat Hindu, yang
memiliki gelar sebagai Dewa pengetahuan dan
kecerdasan, Dewa pelindung, Dewa penolak bala/bencana dan
Dewa kebijaksanaan.Lukisan dan patungnya banyak
ditemukan di berbagai penjuru India; termasuk Nepal, Tibet
dan Asia Tenggara. Dalam relief, patung dan
lukisan, ia sering digambarkan berkepala gajah, berlengan
empat dan berbadan gemuk. Ia dikenal pula dengan
nama Ganapati, Winayaka dan Pilleyar. Dalam tradisi
pewayangan, ia disebut Bhatara Gana, dan dianggap
merupakan salah satu putera Bhatara Guru (Siwa). Berbagai
sekte dalam agama Hindu memujanya tanpa
memedulikan golongan. Pemujaan terhadap Ganesa amat luas
hingga menjalar ke umat Jaina, Buddha, dan di luar
India.[1]
Meskipun ia dikenal memiliki banyak atribut, kepalanya yang
berbentuk gajah membuatnya mudah untuk dikenali.
Ganesa mahsyur sebagai "Pengusir segala rintangan"
dan lebih umum dikenal sebagai "Dewa saat memulai
pekerjaan" dan "Dewa segala rintangan"
(Wignesa,Wigneswara), "Pelindung seni dan ilmu pengetahuan", dan
"Dewa kecerdasan dan kebijaksanaan". Ia dihormati
saat memulai suatu upacara dan dipanggil sebagai
pelindung/pemantau tulisan saat keperluan menulis dalam
upacara.[2] Beberapa kitab mengandung anekdot mistis
yang dihubungkan dengan kelahirannya dan menjelaskan
ciri-cirinya yang tertentu.
Ganesa muncul sebagai dewa tertentu dengan wujud yang khas
pada abad ke-4 sampai abad ke-5 Masehi, selama
periode Gupta, meskipun ia mewarisi sifat-sifat pelopornya
pada zaman Weda dan pra-Weda.[3] Ketenarannya
naik dengan cepat, dan ia dimasukkan di antara lima dewa
utama dalam ajaran Smarta (sebuah denominasi Hindu)
pada abad ke-9. Sekte para pemujanya yang disebut Ganapatya,
(Sanskerta: गाणपत्य;gāṇapatya),
yang menganggap
Ganesa sebagai dewa yang utama, muncul selama periode
itu.[4] Kitab utama yang didedikasikan untuk Ganesa
adalah Ganesapurana, Mudgalapurana, dan Ganapati
Atharwashirsa.
Indra (Dewa hujan, Dewa perang, raja surga)
Dalam ajaran agama Hindu, Indra (Sanskerta: इन्द्र atau इंद्र, Indra) adalah dewa cuaca dan raja kahyangan. Oleh
orang-orang bijaksana, ia diberi gelar dewa petir, dewa
hujan, dewa perang, raja surga, pemimpin para dewa,
dan banyak lagi sebutan untuknya sesuai dengan karakter yang
dimilikinya. Menurut mitologi Hindu, Beliau
adalah dewa yang memimpin delapan Wasu, yaitu delapan dewa
yang menguasai aspek-aspek alam.
Dewa Indra terkenal di kalangan umat Hindu dan sering
disebut dalam susastra Hindu, seperti kitab-kitab
Purana (mitologi) dan Itihasa(wiracarita). Dalam kitab-kitab
tersebut posisinya lebih menonjol sebagai raja
kahyangan dan memimpin para dewa menghadapi kaum raksasa.
Indra juga disebut dewa perang, karena Beliau
dikenal sebagai dewa yang menaklukkan tiga benteng musuhnya
(Tripuramtaka). Ia memiliki senjata yang disebut
Bajra, yang diciptakan oleh Wiswakarma, dengan bahan tulang
Resi Dadici. Kendaraan Beliau adalah seekor
gajah putih yang bernama Airawata. Istri Beliau Dewi Saci.
Dewa Indra muncul dalam kitab Mahabarata. Ia menjemput
Yudistira bersama seekor anjing, yang mencapai puncak
gunung Mahameru untuk mencari Swargaloka.
Kadangkala peran dewa Indra disamakan dengan Zeus dalam
mitologi Yunani, dewa petir sekaligus raja para
dewa. Dalam agama Buddha, beliau disamakan dengan Sakra.
Kuwera / Kubera (Dewa kekayaan)
Dalam agama Hindu, Kuwera (Dewanagari: कुबेर; IAST: Kuvera) adalah dewa
pemimpin golongan bangsa Yaksa atau
Raksasa. Meskipun demikian, ia lebih istimewa dan yang utama
di antara kaumnya. Ia bergelar "bendahara para
Dewa", sehingga ia disebut juga Dewa Kekayaan. Kuwera
merupakan putera dari seorang resi sakti bernama
Wisrawa. Ia satu ayah dengan Rahwana, namun lain ibu. Ia
menjadi raja di Alengka, menggantikan Malyawan,
namun di kemudian hari kekuasaannya direbut oleh Rahwana.
Karena merasa tidak sanggup mengalahkan Rahwana,
Kuwera pun dengan berat hati menyerahkan tahta.
Laksmi (Dewi kemakmuran, Dewi kesuburan, istri Dewa Visnu)
Dalam agama Hindu, Laksmi (Dewanagari: लक्ष्मी; IAST: Lakshmī) adalah dewi
kekayaan, kesuburan, kemakmuran,
keberuntungan, kecantikan, keadilan, dan kebijaksanaan.
Dalam kitab-kitab Purana, Dewi Laksmi adalah Ibu dari alam
semesta, sakti dari Dewa Wisnu. Dewi Laksmi
memiliki ikatan yang sangat erat dengan Dewa Wisnu. Dalam
beberapa inkarnasi Wisnu (Awatara) Dewi Laksmi
ikut serta menjelma sebagai Sita (ketika Wisnu menjelma
sebagai Rama), Rukmini (ketika Wisnu menjelma
sebagai Kresna), dan Alamelu (ketika Wisnu menjelma sebagai
Wenkateswara).
merak dalam penggambaran Dewi laksmi, yang mana adalah
simbol dari kebenaran mutlak penciptaan hitam dan
putih. sebab merak sesekali waktu mengembangkan bulu-bulunya
sebagai lambang keindahan yang abadi dan
lambang pernikahan.
Dewi Laksmi disebut juga Dewi Uang. Ia juga disebut
"Widya", yang berarti pengetahuan, karena Beliau juga
Dewi pengetahuan keagamaan. Ia juga dihubungkan dengan
setiap kebahagiaan yang terjadi di antara keluarga
dan sahabat, perkawinan, anak-anak, kekayaan, dan kesehatan
yang menjadikannya Dewi yang sangat terkenal di
kalangan umat Hindu.
Saraswati (Dewi pengetahuan, istri Dewa Brahmā)
Saraswati (Dewanagari: सरस्वती;
IAST: Sarasvatī) adalah salah satu dari tiga dewi utama dalam agama Hindu, dua
yang lainnya adalah Dewi Sri (Laksmi) dan Dewi Uma (Durga).
Saraswati adalah sakti (istri) dari Dewa Brahma,
Dewa Pencipta. Saraswati berasal dari akar kata sr yang
berarti mengalir. Dalam Regweda V.75.3, Saraswati
juga disebut sebagai Dewi Sungai, disamping Gangga, Yamuna,
Susoma dan yang lainnya.
Shiwa (Dewa pelebur)
Siwa (Dewanagari: शिव;
IAST: Śiva) adalah salah satu dari tiga dewa utama (Trimurti) dalam agama
Hindu. Kedua
dewa lainnya adalah Brahmadan Wisnu. Dalam ajaran agama
Hindu, Dewa Siwa adalah dewa pelebur, bertugas
melebur segala sesuatu yang sudah usang dan tidak layak
berada di dunia fana lagi sehingga harus
dikembalikan kepada asalnya.
Surya (Dewa matahari)
Surya (Sanskerta: सूर्य;
Surya) adalah nama dewa matahari menurut kepercayaan umat Hindu. Surya juga
diadaptasi
ke dalam dunia pewayangan sebagai dewa yang menguasai atau
mengatur surya atau matahari, dan diberi gelar
"Batara". Menurut kepercayaan Hindu, Surya
mengendarai kereta yang ditarik oleh 7 kuda. Ia memeiliki kusir
bernama Aruna, saudara Garuda, putra Dewi Winata.
Waruna (Dewa air, Dewa laut dan samudra)
Dalam ajaran agama Hindu, Baruna atau Waruna (Devanagari: वरुण; Latin: Varuna) adalah
manifestasi Brahman yang
bergelar sebagai dewa air, penguasa lautan dan samudra. Kata
Baruna (Varuna) berasal dari kata var (bahasa
Sanskerta) yang berarti membentang, atau menutup. Kata
"var" tersebut kemudian dihubungkan dengan laut,
sebab lautan membentang luas dan menutupi sebagian besar
wilayah bumi.
Menurut kepercayaan umat Hindu, Baruna menguasai hukum alam
yang disebut Reta. Ia mengandarai makhluk yang
disebut makara, setengah buaya setengah kambing (kadangkala
makara disamakan dengan buaya, atau dapat pula
digambarkan sebagai makhluk separuh kambing separuh ikan).
Istri Beliau bernama Baruni, yang tinggal di
istana mutiara. Oleh orang bijaksana, Dewa Baruna juga
disebut sebagai Dewa langit, Dewa Hujan, dan dewa
yang menguasai hukum.
Wayu / Bayu (Dewa angin)
Bayu (Sanskerta: वायुदाब
वायु ; Vāyu, baca: Bayu,
disebut juga Waata (वात: Vāta)
atau Pawana (पवन : Pavana) atau
Prāna)
dalam agama Hinduadalah Dewa utama, bergelar sebagai Dewa
angin. Udara (Vāyu) atau angin (Pāvana) merupakan
salah satu unsur dalam Panca Maha Bhuta, lima elemen dasar
dalam ajaran agama Hindu.
Dewa dalam agama Hindu ini diadaptasi ke dalam dunia
pewayangan sebagai dewa penguasa angin yang bertempat
tinggal di Khayangan Panglawung. Batara bayu ditugaskan
untuk mengatur dan menguasai angin. Pada zaman Treta
Yuga, Batara Bayu menjadi guru Hanoman agar kera tersebut
menjadi sakti. Pada zaman Dwapara Yuga, Batara
Bayu menurunkan Werkudara (Bima). Ciri dari murid ataupun
keturunan dewa ini adalah mempunyai "Kuku
Pancanaka".
Wisnu (Dewa pemelihara, Dewa air)
Dalam ajaran agama Hindu, Wisnu (Dewanagari: विष्णु ; Viṣṇu) (disebut juga Sri
Wisnu atau Nārāyana) adalah Dewa
yang bergelar sebagaishtiti (pemelihara) yang bertugas
memelihara dan melindungi segala ciptaan Brahman
(Tuhan Yang Maha Esa). Dalam filsafat Hindu Waisnawa, Ia
dipandang sebagai roh suci sekaligus dewa yang
tertinggi. Dalam filsafat Adwaita Wedanta dan tradisi Hindu
umumnya, Dewa Wisnu dipandang sebagai salah satu
manifestasi Brahman dan enggan untuk dipuja sebagai Tuhan
tersendiri yang menyaingi atau sederajat
denganBrahman.
Yama (Dewa maut, Dewa akhirat, hakim yang mengadili roh orang mati)
Batara Yama adalah nama dewa penjaga neraka dalam agama
Hindu dan Buddha. Namanya sudah disebut dalam kitab
Weda.
Dalam ajaran agama Hindu, Dewa Yama merupakan manifestasi
dari Brahman yang bergelar sebagai Dewa akhirat,
Hakim Agung yang mengadili roh orang mati, untuk
mempertimbangkan apakah suatu roh layak mendapat surga atau
sebaliknya, mendapat neraka.
Dewa Yama dilukiskan sebagai seorang tua yang berkuasa di
singasana neraka, memiliki dua wajah yang tidak
terlihat sekaligus. Wajah yang sangar dan menyeramkan
terlihat oleh roh orang-orang yang hidupnya penuh
dengan perbuatan salah, sedangkan wajah yang lembut dan
berwibawa terlihat oleh roh-roh yang hidupnya penuh
dengan perbuatan baik.
Sekian dari artikel macam macam dewa dewi hindu.Mohon maaf
karena tidak ada gambar harap dimaklumi
copas dari: http://dutaalfarizi.blogspot.co.id/2014/03/macam-macam-dewa-dewi-hindu-dengan.html
Komentar
Posting Komentar