Mitologi Nordik: Ragnarok part 4 Regeneration

Setelah kehancuran yang diakibatkan oleh Ragnarok, dimana api dari surt membakar habis 8 dunia (niflheim tidak terjangkau api Surt). 2 manusia muncul, pepohonan mulai tumbuh, dan dunia baru pun Tercipta.

Sebelum di makan oleh Skoll, Sol mempunyai seorang putri yang akan membawa cahaya sang matahari, dengan matahari yang baru ini, kegelapan pun sirna, membawa sebuah hari yang baru ke dunia, ladang-ladang pun ditumbuhi tanaman tanpa pernah ditebar benih.

Di antara yang selamat itu ada dua orang manusia yaitu Lif dan Lifthrasir. Menurut cerita mereka bisa selamat dari kehancuran dunia karena melarikan diri ke Hodmimir Forest. salah satu tempat yang tidak dapat dijangkau semburan pedang api milik Surt. Mereka berdua tertidur selama sisa perang Ragnarok.

Begitu terbangun mereka akan menjadi cikal bakal manusia baru di dunia ini. Dari sesuatu yang hancur selalu muncul sesuatu yang baru dan berguna. Demikian juga akhir dari Ragnarok adalah awal dari dunia yang baru. Padang-padang rumput menghijau kembali, tanah menjadi subur, sumber daya alam melimpah.

Era baru dewa-dewa dimulai di antaranya terdapat Vidar dan Vali yang berhasil selamat, negitu juga dengan Modi dan Magni yang mewarisi palu ayah mereka MJOLLNIR. Balder bangkit kembali bersama dengan Hodur dari NIflheim. Vili dan Ve, adik laki-laki dari odin mengasingkan diri ke IDAVOLL dan membangun sebuah istana disana GIMLE.

Dan di niflheim ada sebuah benteng bernama NASTROND, kuburan para mayat. semua pintunya menghadap ke utara, dindingnya terbuat dari tubuh ular, yang bisa racunnya mengalir ke sungai yang mengelilingi benteng itu, ini merupakan underworld baru yang dikuasai oleh NIDHOGG yang berhasil selamat, yang memakan mayat-mayat para pembunuh dan pencuri.

Manusia dan dewa serta makhluk hidup lainnya akan hidup harmonis dan berdampingan semua kebencian akan sirna. Mitos tentang Ragnarok biasanya hanya sampai di sini, tidak pernah diberitahukan lagi apakah ribuan tahun mendatang akan muncul kembali kejadian serupa.

Komentar